Surabaya – Polrestabes Surabaya kembali berinovasi dengan membentuk Polisi RW. Program ini dilakukan untuk memaksimalkan polisi di tiap RW.
Tugas Polisi ini nantinya sebagai peredam gejolak warga, meski saat ini sudah ada Bhabinkamtibmas.
Apabila ada masalah sosial diharapkan tak meluas hingga ke atas tetapi bisa diselesaikan cukup di RT/RW.
Selain itu, Polisi RW ini bisa membantu percepatan informasi dan solusi jika terjadi permasalahan.
Salah satu persoalan klasik adalah jukir liar di perkampungan, apakah dengan kehadiran Polisi RW bisa memecahkan masalah tersebut.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce mengatakan, harapan dari terbentuknya Polisi RW ini, bisa benar-benar hadir di tengah masyarakat.
Di mana penekanan Kapolri menjelang HUT Bhayangkara lebih di intensifkan kehadirannnya di tengah masyarakat.
“Kita ikatkan keharmonisan dan kedekatan kita dengan masyarakat. Pastikan kehadiran polisi bisa menjadi problem solving masyarakat di tingkat RW,” katanya.
Pasma menambahkan, dengan adanya konsep presisi dari Kapolri, yang mengedepankan untuk bagaimana membaca dan memprediksi terhadap sebuah persoalan dan bagaimana polisi meresponnya.
Sudah bergulir progam presisi ini dari waktu ke waktu semenjak kepempimpinan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Pasma berharap anggota yang bertugas semua bisa memahami dan memaknai bukan hanya salam presisi dan menghafal kepanjangan dari presisi.
Seperti halnya di program Polisi RW anggota yang bertugas setiap permasalahan sosial jangan dibiarkan, bila perlu datangi rumahnya.
Jika kepatuhan masyakarat terhadap orang tuanya tinggi, maka potensi kerawanan aksi kriminalitas dan kerawanan sosial akan bisa di reduksi.
“Jika sudah seperti itu maka tugas kita akan semakin ringan. Tidak perlu kita beratus-ratus orang patroli,”kata Kapolrestabes Surabaya.
Karena menurutnya, kesadaran masyarakat sudah tinggi. Dan itu semua adalah tugas Polisi RW untuk memberikan edukasi dan asesmen terhadap setiap permasalahan di setiap RW.
Menurut Pasma tidak ada bedanya dengan tugas Polisi sehari-hari.
Bangun kolaborasi, bangun Komunikasi, bangun Sinergi dan bangun kehangatan bersama masyarakat.
“Bahwa kita menjadi bagian di dalam RW tersebut. Jika mengandalkan Bhabinkamtibmas yang membawahi setiap kelurahan, tidak akan tercover secara keseluruhan.Karena kita butuh kesegeraan. Masyarakat sudah menunggu aksi kita, menunggu langkah nyata kita,” imbuhnya.
Dengan dibentuknya Polisi RW ini, masih Pasma, memang secara launching belum dilakukan, namun proses trial-trial akan terus dilakukan.
Dan mulai sekarang dilakukan secara serentak. Minimal satu minggu ini sudah mulai menyambangi untuk melakukan koordinasi awal dengan RT dan RW yang ada.
“Silahkan Kapolsek untuk memanage tentunya nanti juga akan ada Aplikasi. Nantinya dari aplikasilah yang akan menilai siapakah Polisi RW yang rutin dan yang belum sama sekali terjun ke masyarakat,” tandas Pasma.
Dengan dibentuknya Polisi RW ini, memang secara launching belum dilakukan, namun proses trial-trial akan terus kita lakukan.
Dalam program ini melibatkan semua Polisi di tingkat RW, untuk perwira (pama, pamen) apa juga dilibatkan.
“Perwira akan dilibatkan sebagai pengendali Polisi RW,” pungkasnya. (*)