SURABAYA Mantan Kakorlantas Polri periode 2016-2018, Irjen Pol ( Purnawirawan) Dr.Drs. Royke Lumowa saat mengunjungi putra yang kuliah di fakultas kedokteran Unair, memberikan apresiasi atas kinerja Polri, lembaga yang dulu tempat Purnawiran Inspektur Jenderal Polisi ini berkarir.
Ia mengaku meskipun saat berangkat ke Surabaya setelah hari ke-2 lebaran melalui jalur darat pelaksanaan pengamanan lebaran tahun ini, jauh lebih baik dibanding saat dirinya menjabat sebagai Kakorlantas di Mabes Polri.
“Kita harus berani jujur, jika lebih buruk harus kita koreksi tetapi jika lebih baik, maka harus kita apresiasi,” ungkap Irjen Pol ( Purnawirawan) Dr.Drs. Royke Lumowa di Surabaya, Minggu (30/4).
Menurutnya, banyak faktor memang yang mendukung, seperti inftrastruktur yang sudah jauh lebih baik, dukungan tehnologi informasi, termasuk dari upaya maksimal dengan mengevaluasi dari pelaksanaan operasi sebelumnya.
Ia menyebut, cara bertindaknya (CB) kurang lebih sama, meskipun tetap ada yang berbeda.
“Tetapi ketika Cb itu dilakukan dengan cara lebih baik, melalui proses ATM (Amati, tiru dan modifikasi), maka proses learning by doing atau proses belajar dari pengalaman itu dilakukan, maka CB itu akan terasa lebih efektif dan efisien,” ujar Royke Lumowa.
Ia juga mengaku pada era kepemimpinannya sebagai Kakorlantas, juga telah melakukan apa yang dinamakan pengalihan arus, memasukkan kendaraan pada kantong parkir atau istilah sekarang sistem delay, mendirikan pos pam, yan dan terpadu termasuk patroli ke daerah pemukiman yang ditinggalkan.
Hanya saja ketika dimodifikasi melalui kerjasama dengan pihak media seperti saat ini menurutnya menjadi jauh lebih efektif.
“Pola one way, contra flow, pemanfaatan drone untuk mengetahui titik dan penyebab macet, yang terencana waktunya, terkoordinasi antar satuan setidaknya sejawa dan ditambah dukungan media, membuat hasilnya efektif,” ujar Royke Lumowa.
Mantan Kakorlantas Polri ini mengaku sangat senang mendengar bahwa angka kecelakaan dari sisi fatalitas korban dapat ditekan hingga 34 persen
Angka itu menurut Royke Lumowa menjadi sangat besar jika dilihat dari animo mudik yang meningkat tajam hingga 30 persen pada tahun 2023 ini.
“Selain angka laka lantas, saya juga mendapatkan informasi angka kejahatan juga mengalami penurunan,
apresiasi saya dengan CB baru yang diterapkan Ditlantas Polda Jatim tahun ini, kerjasama dengan media membangun komunikasi 3 arah,” ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut Royke masyarakat dapat terus mengetahui info terkait kondisi lantas, kondisi tempat wisata dan sebagainya.
“Sehingga mereka bisa merencanakan baik jalur yang digunakan atau menentukan tempat wisata mana yang akan dikunjungi,” jelas Royke Lumowa.
Sebaliknya petugas Polri juga terus mendapatkan update info, masukan dari masyarakat cukup dengan mendengar Radio, sehingga Polri bisa memberikan respon cepat atas setiap keluhan dan informasi dari masyarakat.
Selain itu, Royke juga memberikan apresiasi kepada pemerintah dan masyrakat secara umum.
Kepedulian pemerintah untuk merasa memiliki tanggung jawab atas mudik, menurutnya sangat berpengaruh besar atas keberhasilan tugas Polri.
Ia mengatakan saat menjadi Kasat Lantas Polrestabes Semarang sekira tahun 2000 rasanya seakan tugas Pam lebaran ini semata tugas Polri.
Tetapi hari ini, bagaimana Pemerintah menetapkan pola libur yang lebih panjang (cuti lebaran dan cuti bersama), himbauan mudik lebih awal dan bahkan cuti tambahan agar balik tidak menumpuk pada hari tertentu saja, membuat Polri lebih nyaman dalam menentukan pola pengaturan arus lantas.
“Selain pemerintah, saya juga patut memberikan jempol bagi masyarakat pemudik kita sekarang ini, meminjam kata-kata bapak Polisi Ingris Sir Robert Peel’s, “the Police are the public, and the public are the police”, and that they are only members of the public,” ujarnya.
Hal itu sesuai juga dengan amanat Pasal 30 ayat (1) UUD 45, para Polisi adalah bagian dari masyarakat dan sebaliknya masyarakat adalah bagian dari Polisi.
Kamseltibcarlantas merupakan tanggung jawab bersama, antara Polri dan seluruh komponen masyarakat itu sendiri, termasuk didalamnya pengguna jalan yang selama ini hanya dipandang sebagai obyek pengamanan.
Artinya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dan ketaatannya dalam mengikuti petunjuk arahan Polri adalah salah satu kunci keberhasilan pengamanan lebaran.
“Saya memberikan apresiasi juga kepada adik saya Taslim yang telah mampu menciptakan situasi lalu lintas jalan di Jawa Timur ini yang aman, selamat, tertib, dan lancar,” ungkapnya.
Ia menegaskan kata kunci yang selalu disampaikan ke para yuniornya adalah Pimpinan harus mau turun ke lapangan.
Tujuannya selain menaikkan moril anggota, membangun kebersamaan, motivasi kerja mereka, juga bisa membuat keputusan segera yang sifatnya perlu dan penting dilapangan.
“Saya mendengar dari Taslim, One Way di Kota Batu untuk mengurai penumpukan kendaraan antara perempatan karanglo sampai dengan pertigaan pendem, yang memang sejak era saya merupakan persoalan,” lanjutnya.
Namun meski sudah diputuskan dan ditetapkan 2 hari sebelum lebaran, pihak Ditlantas Polda Jatim baru melakukannya ketika melihat tingginya masyarakat yang mudik ke Jatim dan sangat mungkin membludak berlibur ke batu.
“Kemaren saya melintas disana, Alhamduliiah, Puji Tuhan, cess pleng. hehehe,” pungkas Royke menutup, obrolan. (*)